BAB 1
A.
Latar Belakang
Pertumbuhan penduduk
Indonesia mengalami peningkatan yang pesat dari tahun ketahun, namun tidak
diimbangi dengan peningkatan kualitas pendidikan khusunya sarjana. Sarjana yang
berkompeten tidak hanya dituntut untuk memiliki kemapuan akademis yang baik tetapi
juga diharapkan memiliki keterampilan atau skill yang mumpuni dibidangnya
masing-masing, sehingga kedepannya dapat memberikan sumbangsi yang berguna bagi
masyarakat. Praktek Industri merupakan kegiatan yang dilakukan oleh mahasiswa
Program Studi Pendidikan Teknologi Pertanian sebagai salah satu syarat untuk
mencapai gelas sarjana, yang bertujuan untuk menambah wawasan, pengetahuan, dan
keterampilan dibidang pertanian. Sehubungan dengan hal itu UPTD Balai Proteksi
Tanaman Pangan dan Hortikultura Prov. Selawesi Selatan merupakan tempat yang
dipilih sebagai tempat praktek industri.
Dunia pertanian tidak
terlepas dari penggunaan bahan kimia, baik untuk pemupukan maupun untuk pemacu
pertumbuhan, perekat, serta pengendalian hama dan penyakit, namun penggunaan bahan
kimia tersebut dapat mencemari lingkungan dan mengganggu manusia akibat residu
bahan kimia. Selain itu harga pupuk dan pestisida kian melambung.Solusi yang
ditawarkan adalah pertanian sistem organik yang tidak mengandung bahan kimia. Bahan
yang digunakan untuk menunjang pertumbuhan adalah bahan organik, yang dapat
diperoleh disekitar lingkungan pertanian, dengan demikian diharapkan dapat
mengurangi ketergantungan terhadap bahan kimia dan lingkungan pun menjadi
bersih dan sehat.
Pertanian organik merupakan sistem
pertanian dalam hal bercocok tanam yang tidak mempergunakan bahan kimia, tetapi
mempergunakan dan memanfaatkan bahan organik yang ada disekitar
lingkungan.Bahan kimia tersebut dapat berupa pupuk, pestisida, hormone
perumbuhan, dan sebagainya. Prinsip pertanian adalah ramah lingkungan, tidak
mencemarkan dan merusak lingkunga hidup, permasalahan dalam terbesar dalam
pertanian konvensional adalah penggunaan bahan kimia terbesar untuk menyuburkan
tanah dan memberantas hama dan penyakit, dengan pertanian organik kedua macam
kegiatan tersebut dapat diatasi. Kesuburan tanah dapat di tingkatkan dengan
menggunakan pupuk. Salah satu jenis pupuk yangdapat digunakan yaitu Pupuk
Organik Cair (POC) dan Plant Growth
Promoting Rhizobacteria (PGPR). Menurut Syafri (2014), menyatakan bahwa pupuk organik dapat memperbaiki
dan mempertahankan kesuburan tanah. Dalam aplikasinya, pupuk organik pada
umumnya diberikan melalui tanah namun dapat juga diberikan melalui daun.
Keuntungan lain dari pupuk organik adalah kemampuannya untuk mengembalikan
keseimbangan ekosistem, meningkatkan ketersedian hara, meransang pertumbuhan
akar tanaman.Menurut Millan (2007) Plant Growth Promoting Rhizobacteria (PGPR)
adalah sekumpulan bakteri yang berkoloni dan hidup di akar tanaman. Peran PGPR
antara lain sebagai perangsang pertumbuhan (biostimulan), penyedia
hara(biofertilizer) dan pengendali pathogen (bioprotektan). Oleh karena itu
praktek indistri ini bertujuan untuk mempelajari dan mempraktekkan POC dan PGPR
B.
Ruang
Lingkup
Ruang lingkup dalam Praktek Indistri di
UPTD Balai Proteksi Tanaman Pangan dan Hortikultura yaitu pengolahan tanah,
pengamatan OPT padi, budidaya tanaman kangkung dan bayam, pembuatan Pupuk
Organik Cair (POC), pembuatan Plant
Growth Promoting Rhizobacteria (PGPR), dan pembuatan Trikoderma.
C.
Tujuan
Adapun tujuan yang
ingin dicapai dalam kegiatan Praktek Industri (PI) dengan judul perbandingan
pertumbuhan akar tanaman kangkung dengan pemberian Pupuk Organik Cair (POC),
dan Plant Growth Promoting Rhizobacteria
(PGPR) adalah untuk mengetahui pengaruh pemberian Pupuk Organik Cair (POC), dan
Plant Growth Promoting Rhizobacteria
(PGPR) terhadap pertumbuhan akar tanaman kangkung.
D.
Manfaat
Manfaat yang ingin
dicapai setelah melakukan kegiatan Praktek Industri (PI) adalah penambahan
informasi bagi praktikan serta pembaca tentang pengaruh pemberian Pupuk Organik
Cair (POC), dan Plant Growth Promoting
Rhizobacteria (PGPR) terhadap pertumbuhan akar tanaman kangkung.
BAB 2
Selama kegiatan Prakek
Industri di UPTD Balai Proteksi Tanaman Pangan dan Hortikultura Sulawesi
Selatan, penulis mendapatkan bimbingan, arahan, dan ilmu yang diterapkan
langsung di lapangan.
Adapun
kegiatan yang menjadi rutinitas selama pelaksanaan Praktek Industri di UPTD
Balai Proteksi Tanaman Pangan dan Hortikultura Sulawesi Selatan adalah sebagai
berikut :
1.
Melapor dan
Persiapan Praktek Industri
Sebelum
melakukan Praktek Industri terlebih dahulu melapor di bagian kapala tata usaha
dan melakukan persiapan persuratan yang dibutuhkan oleh balai.
2.
Pengarahan
Setelah resmi
diterima, kemudian dilakukan pengarahan tentang kegiatan-kegiatan yang akan
dilakukan di UPTD Balai Proteksi Tanaman Pangan dan Hortikultura Sulawesi
Selatan.
3.
Pelaksanaan
Kegiatan
Kegiatan yang
dilakukan di lapangan yaitu pembuatan POC (Pupuk Organik Cair) dan PGPR (Plan Growth Promoting Rhyzobacteria),
Pemberian POC dan PGPR pada kangkung dan dilakukan pengamatan.
4.
Pembuatan
Laporan
Dari hasil
kegiatan di UPTD Balai Proteksi Tanaman Pangan dan Hortikultura Sulawesi
Selatan maka dilakukan pembuatan laporan akhir.
B.
Uraian Kegiatan
Dalam kegiatan
Praktek Industri (PI), dilakukn beberapa
kegiatan di lapangan sesiau dengan arahan pembimbing lapangan. Adapun
kegiatan-kegiatan yang dilakukan yaitu :
1. Budidaya
Tanaman Kangkung
a. Persiapan
bibit
Sediakan
benik kangkung yang berkualitas, pada laporan ini bibit kangkung yang digunakan
yaitu bibit kangkung darat.
b. Pesiapan
Lahan
Persiapan
lahan dilakukan dengan pembersihan lahan dari rumput liar, lalu cangkul atau
bajak lahan sedalam 30 cm agar tanah menjadi gembur. Lalu setelah itu buat
bedengan denngan tinggi 40 cm dan lebar 1 m, dan buat jarak antara bedengan
kurang lebih 1m yang akan berfungi sebagai drainase lahan.Untuk pemberian pupuk
awal sebaiknya menggunakan pupuk kompos atau pupuk kandang.
c. Teknik
Penanaman Kangkung
Cara
penanaman kangkung dapat dilakukan dengan cara melarik bedengan. Buat larikan
sebanyak 5 pada tiap bedengan lalu dilanjutkan dengan penaburan pupuk kompos
diatas larikan setelah itu siram dengan air. Kemudian taburkan bibit kangkung
pada larikan lalu ditutup dengan tanah.
d. Penyiraman
dan Perawatan Tanaman Kangkung
Penyiraman kangkung
dilakukan setiap pagi dan sore hari. Perawatan kangkung dilakukan dengan cara
pemeriksaan hama dan penyakit dan dilakukan pemupukan guna mendaptkan kangkung
yang sehat.
e. Panen
Panen kangkung dapat
dilakukan pada saat usia 30 sampai 45 hari sejak masa tanam benih. Cara memanen
kangkung dengan mencabut kangkung yang masih terdapat akarnya.
2. Pembuatan
POC (Pupuk Organik Cair)
a. Alat
dan Bahan
1.) Limbah
buah-buahan manis (Pepaya, semangka, jeruk , melon, dll)
2.) Air
cucian beras (cucian 1-2 liter)
3.) Air
kelapa 2 liter
4.) Bonggol
pisang
5.) Daun
hijauan (daun lantoro/daun gamal)
6.) Gula
pasir 400 gr
7.) Ember
8.) Karung
bersih
b. Prosedur
Kerja
1.) Semua
bahan padat dicincang sekecil mungkin dan bahan berair dimasukkan langsung
keember
2.) Bahan
dimasukkan ke dalam karung sebanyak ½ ember
3.) kemudian
di isi dengan air cucian beras sampai ¾ember
4.)
Lalu di isi dengan air sampai ¾ ember dan
air kelapa
5.) Masukkan
gula secukupnya kedalam ember lalu ditutup
6.) Buka
tutup ember dan aduk setiap hari selama dua minggu.Apabila sudah tercium aroma
tape dan sudah terapung bahan berwarna putih, maka hal itu menandakan bahwa
pupuk cair yang telah dibuat sudah jadi.
7.) Masukkan
kedalam botol dan ditutup rapat.
8.) Dosis
penggunaan 300 - 500 cc/10 -14 liter air.
3. Pembuatan
PGPR(Plan
Growth Promoting Rhyzobacteria)
a. Alat
dan Bahan
1.) Akar
Bambu 100 gr
2.) Bekatul
2 Kg
3.) Terasi
1 bungkus
4.) Kapur
Setengah Sendok
5.) Air
20 Liter
6.) Ember
7.) Gula
pasir 400 gr
b. Prosedur
Kerja
1.)
Rendam akar bambu dalam 1 liter air
selama tiga malam sebagai Biang PGPR(Plan Growth Promoting Rhyzobacteria)
2.)
Campurkan semua bahan kecuali biang PGPR,
kemudian didihkan
3.)
Setelah dingin campurkan 1 liter biang
PGPR dan tutup rapat
4.)
Diamkan 1 hingga 2 minggu
5.)
Larutan siap dipakai
6.) Dosis
300-500 cc PGPR untuk 10-14 liter air. Diaplikasikan pada tanah disekitar
tanaman setiap sekali/minggu. Sebelum di tanam bibit di rendam selama 12 jam
dengan PGPR
4.
Pengaplikasian POC dan PGPR
Untuk pengaplikasian POC terlebih dahulu diencerkan Pengenceran
dilakukan dengan air dengan perbandingan 1 : 15 yang artinya 1 liter POC ditambahkan
dengan air sebanyak 15 liter. Penggunaan POC dilakukan dengan menyiramkan
larutan POC ke tanaman secara merata,
tetapi sebelum dilakukan penyiraman dengan POC terlebih dahulu tanaman disiram
dengan air biasa. Penyiraman larutan POC dilakukan tidah setiap hari pada
laporan ini penyiraman dilakukan tiap 3 kali sehari dalam seminggu.
Sedangkan untuk pengaplikasian PGPR hampir sama dengan
POC yaitu PGPR yang telah jadi dilarutkan dengan air dengan perbandingan 1 : 20.
Penggunaan larutan PGPR yaitu dengan
merendan bibit yang akan di tanam selama 10 menit dengan cairan PGPR yang belum
diencerkan. Dilakukan pula penyiram tanaman menggunakan larutan PGPR yang telah
diencerkan menggunakan air. Sama dengan POC penyiraman terlebih dahulu
dilakukan dengan air lalu dengan larutan PGPR, yang dilakukan tiap 3 kali
sehari dalam seminggu. Baik penyiraman menggunakan POC ataupun PGPR dilakukan
pada waktu pagi dan sore hari.
C. Hasil
Berikut ini hasil
pengukuran akar tanaman kangkung menggunakan POC dan PGPR adalah sebagai
berikut :
Tabel 3.1.
Pengukuran akar tanaman kangkung dengan menggunakan pemberian POC dan PGPR
No. Kangkung
|
Tinggi Akar (cm)
|
POC + PGPR Bedengan 1
|
POC + PGPR Bedengan 2
|
POC + PGPR Bedengan 3
|
Kontrol
|
1
|
11
|
11.5
|
13
|
8.3
|
2
|
15.5
|
14.8
|
9.8
|
8.4
|
3
|
9
|
10.2
|
10.5
|
5
|
4
|
15.5
|
13
|
16.5
|
8
|
5
|
11
|
17
|
10.9
|
6.3
|
6
|
9.9
|
10
|
11.2
|
7.4
|
7
|
9.2
|
14.3
|
13.2
|
5
|
8
|
10
|
16
|
15
|
4.9
|
9
|
13.3
|
18
|
15
|
4.6
|
10
|
9
|
14
|
13.3
|
6
|
Rata-rata
|
11.34
|
13.88
|
12.84
|
6.39
|
Sumber : Hasil pengukuran akar kangkung
di UPTD BPTPH
Dapat dilihat pada
tabel diatas menunjukkan perbedaan tinggi akar tanaman kangkung dengan
menggunakan POC dan PGPR pada tiap bedengan dengan kontrol yang tidak dilakukan
penambahan apa-apa. Pada bedengan 1 dapat dilihat hasil rata-rata tinggi akar
tanaman kangkung yaitu 11.34 cm, untuk bedengan 2 nilai rata-rata tinggi
akarnya yaitu 13.88 cm, dan untuk bedengan 3 yaitu 12.84 cm, sedangkan untuk
bedengan kontrol memiliki rata-rata tinggi akar yang sangat rendah yaitu 6.39
cm.
Hal ini dikarenakan POC
merupakan pupuk yang sangat baik bagi tanaman dan tanah, dimana POC membantu
untuk menyuburkan tanah. Kelebihan dari pupuk organik ini adalah mampu
mengatasi defisiensi hara secara cepat, tidak bermasalah dalam pencucian hara,
dan juga mampu menyediakan hara secara cepat. Jika dibandingkan dengan pupuk
anorganik, pupuk organik cair umumnya tidak merusak tanah dan tanaman meskipun
sudah digunakan sesering mungkin. Selain itu, pupuk ini juga memiliki bahan
pengikat sehingga larutan pupuk yang diberikan ke permukaan tanah bisa langsung
dimanfaatkan oleh tanaman (Hadisuwito, 2012).
Pada dasarnya, limbah
cair dari bahan organik bisa dimanfaatkan menjadi pupuk sama seperti limbah
padat organik banyak mengandung unsur hara (N,P,K) dan bahan organik lainnya. Penggunaan
pupuk dari limbah ini dapat membantu memperbaiki struktur dan kualitas tanah.
sampah oraganik tidak hanya bisa dibuat menjadi kompos atau pupuk padat tetapi
bisa juga dibuat sebagai pupuk cair, alat yang dibutuhkan. untuk membuat pupuk
cair adalah komposter. Ukuran komposter dapat disesuaikan dengan skala limbah.untuk
skala limbah keluarga kecil dapat
menggunakan komposter berukuran 20-60 liter. Sementara itu, untuk skala besar
seperti limbah rumah makan bisa menggunakan komposter yang
berukuran 60 liter lebih. Komposter berfungsi dalam mengalirkan udara (aerasi),
memelihara kelembaban, serta temperature,sehingga bakteri dan jasad renik dapat
mengurai bahan organic secara optimal. Di samping itu, komposter memungkinkan
aliran lindi terpisah dari material padat dan membentuknya menjadi pupuk cair
(Hadisuwito, 2007).
Air cucian beras adalah
limbah darikegiatan rumah tangga yang sering kali terbuangdengan percuma. Air
cucian beras mengandungkarbohidrat, nutrisi, vitamin dan zat-zat mineral lainnya.
Semua kandungan yang ada pada air cucian beras umumnya berfungsi untuk membantu
pertumbuhan tanaman. Kandungan tersebut berfungsi sebagai zat pengatur tumbuh
(kandungan karbohidrat). Karbohidrat yang ada dalam kandungan air cucian beras
ini menjadi perantara terbentuknya hormon auksin dan giberelin. Kedua hormon
tersebut banyak digunakan dalam zat
perangsang tumbuh buatan. Auksin bermanfaat merangsang pertumbuhan pucuk dan
kemunculan tunas baru sedangkan giberelin berguna untuk perangsangan akar (Ratnadi
dkk, 2014). Andrianto (2007) yang menyatakan bahwa air leri atau air bekas
cucian beras dapat merangsang pertumbuhan akar tanaman Adenium. Hal tersebut disebabkan
karena air cucian beras mengandung vitamin B1 yang berfungsi merangsang
pertumbuhan serta metabolisme akar.
Air kelapa, mengandung
zat-zat penting dalam air kelapa. Air kelapa mengandung hormon auksin dan
sitokinin kedua hormon ini penting dalam pertumbuhan dan jumlah daun
pada tanaman. Menurut Sari dan Yanti (2011) Air kelapa banyak mengandung
mineral antara lain natrium (Na), kalsium (Ca), magnesium (Mg), ferum (Fe),
cuprum (Cu), posfor (P) dansulfur (S). Selain kaya mineral, air kelapa juga
mengandung gula antara 1,7 gram sampai 2,6%, protein 0,07 hingga 0,55 % dan
mengandung berbagai macam vitamin seperti asam sitrat, asam nikotina, asam
pantotenal, asam folat, niacin, riboflavin, thiamin, mengandung hormon auksin
dan sitokinin. Hasil penelitian diperkuat oleh Astuti (2008), menyatakan bahwa
pemberian air kelapa dengan varietas berbeda berpengaruh nyata terhadap
parameter jumlah akar, dan jumlah klorofil pada tanaman kacang hijau (Phaseolusradiatus).
Pembuatan pupuk organik
cair yang menggunakan daun hehijauan sebagai sumber N akan dikombinasikan
dengan bahan organik lain yang dapat saling bersinergis untuk mengoptimalkan
pertumbuhan tanaman. Bahan organik tersebut berupa limbah bonggol pisang.
Menurut Maspary (2012), di dalam bonggol pisang terdapat zat pengatur tumbuh giberellin
dan sitokinin, serta terdapat 7 mikroorganisme yang sangat berguna bagi tanaman
yaituAzospirillium, Azotobacter, Bacillus, Aeromonas, Aspergillus,
mikroba pelarut phospat dan mikroba selulotik yang dapat dimanfaatkan
sebagai pupuk cair.
Pemberian molases (gula yang telah dicairkan), pemberian ini
sekitar 200ml, diberikan kedalam larutan pertama. Fungsi dari larutan molases
ini sebagai makanan awal bagi mikroba yang akan bekerja menguraikan bahan-bahan
yang akan dibuat pupuk organik cair.
PGPR
adalah sejenis bakteri yang hidup di sekitar perakaran tanaman. Bakteri
tersebut hidupnya secara berkoloni menyelimuti akar tanaman. Bagi tanaman
keberadaan mikroorganisme ini akan sangat baik. Bakteri ini memberi keuntungan
dalam proses fisiologi tanaman dan pertumbuhannya.Sejumlah bakteri penyedia hara
yang hidup pada rhizosfer akar (Rhizobakteri)
disebut sebagai rhizobakteri pemacu tumbuh tanaman (Plant Growth Promoting Rhizobacteria) . PGPR adalah sejenis bakteri yang menguntungkan yang
hidup di sekitar perakaran tanaman dimana bakteri ini memberi keuntungan dalam
proses fisiologi tanaman dan pertumbuhannya. Jika di daerah perakaran suatu
tanaman kekurangan mikroorganisme menguntungkan maka akan menyebabkan tanaman
menjadi terserang berbagai macam penyakit akar seperti layu dan busuk akar.
Menurut
Amalia (2007) Mekanisme PGPR dalam meningkatkan kesuburan tanaman dapat
terjadi melalui 3 cara, yaitu:
1.
Menekan
perkembangan hama/penyakit (bioprotectant): mempunyai pengaruh langsung
pada tanaman dalam menghadapi hama dan penyakit;
2.
Memproduksi
fitohormon (biostimulant): IAA (Indole Acetic Acid);
Sitokinin; Giberellin; dan penghambat produksi etilen: dapat menambah luas
permukaan akar-akar halus;
3.
Meningkatkan
ketersediaan nutrisi bagi tanaman (biofertilizer) .Bila penyerapan unsur
hara dan air yang lebih baik dan nutrisi tercukupi, maka menyebabkan kebugaran
tanaman juga semakin baik, sehingga akan semakin meningkatkan ketahanan tanaman
terhadap tekanan-tekanan, baik tekanan biologis (OPT) maupun non biologis
(Iklim).
Penggunaan
bekatul dalam pembuatan larutan PGPR karena komposisi kimia dedak tersusun dari
tiga bagian yang masing masing berbeda kandungan zatnya. Ketiga bagian tersebut
adalah: Kulit gabah yang banyak mengandung serat kasar dan mineral, Selaput
perak yang kaya akan protein dan vitamin B1, juga 18 lemak dan mineral, Lembaga
beras yang sebagian besar terdiri dari karbohidrat yang mudah dicerna. Kadar
serat kasarnya masih cukup tinggi akan tetapi sudah termasuk dalam golongan
konsentrat karena kadar serat kasar dibawah 18%. Martabat Pati nya termasuk
rendah dan hanya sebagian kecil saja yang dapat dicerna. Analisa nutrisi: 16.2%
air, 9.5% protein, 43.8% bahan ekstrak tanpa N, 16.4% serat kasar, 3.3% lemak
dan 10.8% abu serta nilai Martabat Pati (MP) nya 53 (Klopper, 1993).
Terasi
digunakan dalam pembuatan PGPR karena memiliki komposisi kimia yang tersusun
atas lemak, karbohidrat, kalsium, fosfor serta protein, sehingga dalam
pembuatan PGPR terasi juga memiliki fungsi yang sama dengan gula pasir yakni
sebagai makanan bagi mikroba. Penggunaan kapur sirih dalam PGPR sendiri
mempunyai peran sebagai pelaru pati, dimana komposisi kimia yang terkandung
dalam kapur sirih adalah kalsium hidroksida dimana sifatnya yang basa sehingga
dapat menetralkan asam.
BAB 3
A.
Kesimpulan
Berdasarkan
uraian laporan kegiatan praktek industri diatas, maka dapat ditarik beberapa
kesimpulan yaitu :
1.
Kegiatan praktek
industri ini dapat menambah wawasan tentang ilmu pertanian khususnya mengenai
budidaya tamanan dan organisme penggangu tanaman sekaligus pengalaman kerja
yang sesungguhnya di Balai Unit Pelaksanaan Teknis Dinas (UPTD) Balai Proteksi
Tanaman Pangan dan Hortikultura Prov. Sulawesi Selatan.
2.
Pupuk Organik
Cair
(POC) merupakan pupuk yang sangat baik bagi tanaman dan tanah, dimana POC
membantu untuk menyuburkan tanah. Kelebihan dari pupuk organik ini adalah mampu
mengatasi defisiensi hara secara cepat, tidak bermasalah dalam pencucian hara,
dan juga mampu menyediakan hara secara cepat.
3.
Plan Growth Promoting Rhyzobacteria (PGPR) adalah sejenis bakteri yang hidup di sekitar
perakaran tanaman. Bakteri tersebut hidupnya secara berkoloni menyelimuti akar
tanaman. Bagi tanaman keberadaan mikroorganisme ini akan sangat baik. Bakteri ini
memberi keuntungan dalam proses fisiologi tanaman dan pertumbuhannya.