Kamis, 19 Januari 2023

Pengendalian hama tanaman buah

Melaksanakan Pengendalian Hama Tanaman Buah Semusim

Hama tanaman ialah organisme yang dianggap merugikan dan tak diinginkan dalam kegiatan budidaya tanaman, kerugian tersebut disebabkan oleh binatang seperti serangga, cacing, binatang menyusui (rusa, babi hutan, dan lain-lain) binatang mengerat (tikus, tupai, dan lain-lain). Agar usaha hasil budidaya tanaman memberikan hasil yang memuaskan maka tanaman harus bebas dari serangan hama. Oleh sebab itu apabila hidup tanaman terganggu oleh serangan hama perlu dilakukan tindakan pengendalian hama, hal ini untuk menjamin agar tidak terjadi kerusakan yang mengakibatkan kerugian.

Hewan yang termasuk hama dikelompokkan ke dalam beberapa golongan, yaitu :

  • Mamalia, misalnya musang, tupai, tikus dan babi
tupai
  • Aves, misalnya burung, dan ayam
burung gereja
  • Serangga, misalnya belalang, wereng, ulat, dan kumbang
belalang
  • moluska, misalnya siput dan bekicot.
keong emas

Sebelum melakukan upaya pengendalian, terlebih dahulu perlu memahami karakteristik hama tumbuhan, gejala dan akibat serangan hama kemudian dilanjutkan dengan pemilihan metode pengendaliannya. Berbagai pengendalian hama (secara kultur teknis,biologis, kimia, dan terpadu) dilakukan dengan tujuan untuk membatasi kerusakan sehingga kerugian akibat hilangnya hasil tanaman baik secara kuantatif maupun secara kualitatif baik di lapangan/di lahan maupun setelah hasil tanaman dipanen, dapat ditekan sekecil mungkin.


a. Jenis hama, Gejala Kerusakan, dan Cara Pengendalian

Berbagai jenis hama yang menyerang tanaman buah semusim, dan berbagai kerusakan yang diakibatkan serangan serta cara pengendalian yang dilakukan akan disajikan berikut ini:

1) Hama Pemotong Bibit

Pada fase pembibitan sampai seminggu setelah pindah tanam di lahan, tanaman banyak terserang hama pemotong. Hama ini menyerang dengan cara memotong pangkal batang dan terdapat luka bekas gigitan serangan. Apabila bibit atau tanaman muda yang terpotong ini utuh, kemungkinan penyebabnya adalah gangsir (Brachytrypes portentosus Licht.), sedangkan bila bagian tanaman yang terpotong terlihat dimakan maka kemungkinan penyebabnya adalah ulat pemotong (cut worm) yang biasa disebut sebagai ulat tanah (Agrotis ipsilon Hufn.). Intensitas serangan ulat pemotong ini jauh lebih besar daripada gangsir sehingga dianggap lebih berbahaya.

Cara pengendalaian: Untuk mengendalikan hama pemotong bibit dapat dilakukan hal-hal sebagai berikut.

a) Jaga kebersihan lingkungan dengan membersihkan semua gulma yang ada.

b) Pembalikan dan pencacahan tanah pada waktu pengolahan tanah harus dilakukan secara sempurna agar sisa -sisa kepompong atau imago hama benar-benar musnah.

c) Secara kimiawi dapat dilakukan dengan penyemprotan insektisida, misalnya Decis 2,5 EC (deltamethrin), besarnya konsentrasi ikuti petunjuk penggunaan dalam label kemasan.

2) Kutu Trips (Thrips palmi Karny)

Thrips merupakan sejenis serangga berukuran sangat kecil yaitu hanya 1-2 mm. Hama ini termasuk polyfag , artinya hama ini dapat menyerang berbagai jenis tanaman. Thrips berkembang biak sangat cepat secara parthenogenesis (mamu melahirkan keturunan meskipun tanpa kawin).  Thrips menyerang semangka dengan menusuk dan mengisap daun pada pucuk-pucuk tanaman . Akibatnya, daun-daun mengkerut dan terpelintir yang biasa disebut "keriting daun". Thrips yang menyerang bunga akan menyebabkan buah semangka yang terbentuk terdapat cacat fisik yang khas .

Selain sebagai penyebab keriting daun, hama thrips juga merupakan penular (vektor) penyakit virus. Ciri tanaman semangka yang terserang virus, pada daun terdapat bercak-bercak berwarna kuning, tanaman keriting, kerdil, dan tidak dapat membentuk buah secara normal.

Cara pengendalian: Untuk mengendalikan hama thrips dapat dilakukan usaha berikut.

a) Jangan menanam tanaman semangka pada lahan yang terdapat tanaman semangka dewasa; atau tanaman inang lainnya seperti cabai, terung dan papaya atau jangan menanam di sekitar tanaman sefamili, seperti blewah, melon, dan timun suri.

b) Tanaman yang terserang parah, terlebih terserang virus, segera dicabut dan dibakar agar tidak menular ketanaman yang sehat

c) Secara kimia dapat digunakan insektisida Dicarzol 25 SP ( formetanathydrochloride) dan diselingi dengan insektisida Agrimec 18 EC, besarnya konsentrasi ikuti petunjuk penggunaan dalam label kemasan.

3) Kumbang daun cucur bitaceae (Aulacophora femoralis Motschulsky) Petani biasa menyebut sebagai hama oteng -oteng. Hama ini pada stadia dewasa berwarna kuning jingga. Daur hidupnya selama 103-203 hari dengan memakan daun tanaman. Ciri khas luka bekas serangan hama oteng -oteng adalah ter dapat lingkaran pada daun. Perlu diwaspadai bahwa larva hama oteng-oteng cukup berbahaya karena bisa menyerang jaringan perakaran sampai pang kal batang. Apabila tanaman muda layu maka cabutlah dan periksa bagian perakaran. Bila setelah diperiksa pada bagian perakaran rusak dan penuh dengan larva, dapat dipastikan penyebabnya larva hama oteng-oteng. Hama oteng-oteng juga dapat sebagai vektor penyakit layu bakteri.

hama oteng-oteng/ kumbang daun

Cara pengendalian: Cara pengendalian hama oteng-oteng antara lain sebagai berikut.

a) Pengendalian dengan kultur teknis yaitu pengolahan tanah harus benar-benar sempurna sehingga bila di dalam tanah terdapat telur hama ini, dapat mati sebelum menetas.

b) Pengendalian secara fisik yaitu lakukan pada waktu pagi atau sore hari, hama biasanya ada dibawah daun langsung di pegang dan dibunuh.

c) Tanaman yang layu pada usia dini segera dicabut dan dibakar sehingga larva hama oteng-oteng akan mati.

d) Secara khemis dengan penyemprotan insektisida, misalnya Foil OF (Bacilus thuringiensis), besarnya konsentrasi ikuti petunjuk penggunaan dalam label kemasan.


4) Kutu Aphids sp

kutu daun atau aphids berkembang biak dengan cara melahirkan anaknya. Kutu ini bersifat parthenogenesis yaitu sel telur dapat menjadi individu baru tanpa dibuahi. Serangan kutu daun biasanya terjadi pada awal musim kemarau, yaitu pada saat udara kering dan suhu tinggi. Bagian tanaman biasanya yang akan diserang adalah pucuk tanaman dan daun muda. Hama ini biasanya hidup menggerombol sehingga mampu menutupi bagian tanaman tersebut. Akibat dari serangan hama ini ialah tanaman akan menggerut serta pucuk akan mengering dan melingkar sehingga pertumbuhan tanaman akan terganggu. Yang sangat menjengkelkan ialah kutu daun tersebut suka mengeluarkan caira yang manis seperti madu. Akibatnya semut atau cendawan berwarna kehitaman yang sering disebut cendawan jelaga. Pada serangan hebat, selain menjadi keriting, tanamanpun akan tertutupi lapisan hitam yag berupa cendawan jelaga. Cendawan ini tentu akan menghalangi butiran hijau daun (klorofil) untuk mendapatkan sinar matahari. Akibatnya fiotosintesis pada tanaman akan menjadi terganggu Bila hal ini dibiarkan maka tanaman dapat mati. Kutu ini juga sebagai vektor virus.

Cara pengendalian: Hama aphids antara lain dapat dikendalikan dengan cara berikut. a) Penanaman secara serempak pada satu hamparan agar umur tanaman sama. Bila selisih penanaman terlalu jauh maka hama akan berpindah dari tanaman tua ke tanaman muda.

b) Tanaman yang telah terserang parah dan terjangkit virus segera dicabut dan dibakar agar tidak menular ke tanaman lain.

c) Pengendalian secara kimia menggunakan penyemprotan insektisida, baik kontak maupun sistemik. Jenis-jenis insektisida yang dapat dipakai antara lain Tokuthion 500EC, Anthion 33 EC, Dibron 8 EC, Folithin 50 EC dan Curacron. Perfekthion 400 EC

Waktu penyemprotan harus memperhatikan siklus hidup kutu daun yang hanya memerlukan waktu 6 hari untuk menjadi dewasa dan beranak. Jadi selang waktu penyemprotan 7 hari sekali, misalnya dapat dijadikan pertimbangan. Namun, bila terjadi halhal di luar kebiasaan, seperti serangan mengganas, selang waktu penyemprotan sebaiknya dilakukan kurang 7 hari.

5) Tungau Merah

Tungau (Tetranychus bimaculatus) berbentuk seprti laba-laba, tetapi berukuran dari 1 mm .daur hidup tungau sejak menetas hinggadewasa dan siap berkembangbiak sekitar 15 hari. Tunggu dewasa berwarna merah dengan mulut putih. Sebagaimana hama lainnya, ada kemungkinan tungau inipun menjadi vector penyakit virus. Tungau merah dapat meyebabkan kerusakan pada daun, pucuk,dan tunas muda. Bagian yang diserang akan tumbuh tidak normal yang kemudian terjadi perubahan warna. Selanjutnya daun akan merupuk dan mengkriting. Tanda-tanda adanya tungau pada daun biasanya tampak dari titik yang sangat kecil berwarna merah, kuning, atau keputihan. Titik-titik ini akan tampak bergerak lamban di bawah lindungan sejenis benang sangat halus. Titik-titik inilah yang merupakan tungau tersebut. Titik yang berwarna merah merupakantungau dewasa, sedangkan berwarna kuning atau putih merupakan tungau muda atau telur-telur yang belum menetasSebagai hama, tungaumelakukan serangan mengganas saat musim kering dengan suhu cukup tinggi. Umumnya hama hama penyebab daun kering sangat peka dengan curah huja tinggi dan kelembaban tinggi.


Cara pengendalian: Pengendalian hama tungau antara lain sebagai berikut. tampak dari titik yang sangat kecil berwarna merah, kuning, atau keputihan. Titik-titik ini akan tampak bergerak lamban di bawah lindungan sejenis benang sangat halus. Titik-titik inilah yang merupakan tungau tersebut. Titik yang berwarna merah merupakantungau dewasa, sedangkan berwarna kuning atau putih merupakan tungau muda atau telur-telur yang belum menetasSebagai hama, tungaumelakukan serangan mengganas saat musim kering dengan suhu cukup tinggi. Umumnya hama hama penyebab daun kering sangat peka dengan curah huja tinggi dan kelembaban tinggi. Cara pengendalian: Pengendalian hama tungau antara lain sebagai berikut.


6) Ulat perusak daun, bunga dan buah

Ulat yang biasa merusak daun yang menyerang tanaman semangka yaitu Spodoptera sp. dan Palpita sp., sedangkan ulat perusak buah yaitu Helicoverpa sp. Ulat Spodoptera sp. atau yang biasa dikenal dengan sebutan ulat grayak biasa menyerang secara bergerombol terutama pada malam hari. Serangan ulat ini mengakibatkan daun-daun tanaman meranggas, tinggal tulang daunnya saja, bahkan ulat ini juga menggerogoti kulit buah semangka. Meskipun tidak mempengaruhi rasa, tetapi buah semangka yang kulit buahnya cacat kena serangan ulat mempunyai harga yang lebih rendah.

Ulat Palpita sp. merusak tanaman semangka dengan cara menggulung daun. Selain memakan daun, ulat ini kadang-kadang juga merusak bunga sehingga menggagalkan pembuahan. Serangga dewasa dapat meletakkan telur di dedaunan sampai 500 butir telur . Ulat Helicoverpa sp. lebih populer disebut sebagai ulat penggorok buah. Ulat ini memakan isi buah dengan cara meng - gorok atau membuat lubang terowongan di dalam buah semangka. Hama ini cukup berbahaya karena sangat merugikan petani. Bush yang telah berlubang-lubang karena serangan hama ini praktis tidak laku dijual.

Cara pengendalian: Untuk mengendalikan hama ulat ini dilakukan usaha-usaha sebagai berikut.

a) Pemangkasan cabang-cabang sekunder/tertier yang berlebihan.Dengan pemangkasan ini selain aerasi/pertukaran udara dilingkungan tanaman menjadi lancar juga serangan hama ulat lebih mudah terkendali.

b) Pemasangan lampu perangkap warna ultra violet untuk menangkap kupu-kupu yang akan menetaskan telur sehingga mengurangi populasi ulatnya.

c) Secara kimia dengan penyemprotan insektisida pirethroid sintetis, misalnya Decis 2,51 EC (deltamethrin) besarnya konsentrasi disesuaikan dengan petunjukkan pada label kemasan. Penyemprotan dilakukan pada saat ulat dalam stadium larva instar awal. Untuk hasil yang efek tif, penyemprotan dapat dilakukan pada sore hingga malam hari dengan ditambah perekat-perata.

7) Lalat buah (Dacus sp)

Lalat buah merupakan hama utama dari famili Cucurbi - taceae di daerah tropis dan sub -tropis. Beberapa waktu yang lalu lalat buah (Bactrocera cucurbitaeCoquilett) lebih dikenal sebagai Dacus cucurbitae. Serangan hama ini mengganas terutama pada musim hujan. Lalat buah betina dewasa menusuk buah semangka untuk meletakkan telurnya di dalam buah. Empat hari kemu dian, telur menetas menjadi larva yang memakan isi buah semangka. Buah semangka yang terserang lalat buah ini menjadi busuk atau bentuknya abnormal.

Cara pengendalian: Pengendalian hama ini dengan cara antara lain sebagai berikut.

a) Sanitasi lingkungan pertanaman, buah -buah yang busuk segera dibersihkan dan dimusnahkan.

b) Memasang perangkap (sex pheromone) di dalam bekas botol air mineral. Sex pheromone yang beredar saat ini menggunakan methil eugenol dipasaran disebut petro genol. Petro genol diteteskan pada kapas ditambah dengan 1 -2 tetes insektisida, kemudian diletakkan di dalam botol. Lalatnbuah jantan akan segera masuk dan terperangkap, kemudian mati.

c) Penyemprotan dengan insektisida dapat dilakukan pada saat pagi hari, saat masih ada embun, sehingga lalat buah belum terbang. Contoh insektisida yang dapat digunakan yaitu Decis 2,5 EC (deltamethrin) apabila sering hujan sebaiknya di campur dengan perek.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Contoh laporan praktek kerja industri/ prakerin/psg/pkl di balai sertifikasi maros

  PENDAHULUAN Latar Belakang           Undang-undang sistem pendidikan naional nomor 20 tahun 2003 pasal 3 menjelaskan bahwa pendidikan nasi...